Pria jangkung, berpembawaan kalem, tenang penuh wibawa ini sarat prestasi. Tokoh berpandangan luas dan optimis menapak masa depan ini bernama Prof Dr Bambang Setiaji,MS. Masa kanak-kanak sampai menamatkan Sekolah Menengah Atas di habiskan di kota kelahirannya Pacitan, Jawa Timur. Barulah ketika kuliah S1 ditekuninya di Kota Solo tepatnya di Universitas Sebelas Maret (UNS), karena di Pacitan pada waktu itu belum ada perguruan tinggi.
Ketika kuliah di UNS lah Bambang muda bertemu dengan dara Solo Menuk Hardiningsih adik kelasnya di UNS, benih cintanya terus berkobar sampai akhirnya berlanjut kejenjang pernikahan. Dari buah cintanya ini Bambang dikaruniai enam orang anak yang saat ini sudah dewasa bahkan Bambang kini telah dikaruniai beberapa orang cucu.
Sebagai seorang muslim dalam membina rumah tangga, Prof Bambang dan isteri selalu manjalaninya dengan mengedepankan ajaran Rosulullah dan menjadikan keluarga menjadi kaluarga yang bernuansa Islami, dengan menjalankan syariat Islam secara kaffah.
Bahkan Prof Bambang dan keluarganya, rela Rumah gebyok miliknya dijadsikan perpustakaan, sementara saat ini masih dijadikan kantor. Di samping kiri ada bangunan modern tempat para santri menuntut ilmu akuntansi di Pesantren Al Es'af STIE Swastamandiri.
Prof Dr Bambang Setiaji, MS lahir 24 Desember 1956 di Pacitan tepatnya Kecamatan Tulakan 25 kilo ke Timur dari Pacitan. Sekolah Dasar (dulu Sekolah Rakyat) dan SMP ditempuh di Tulakan. Kemudian SMA pindah ke Pacitan. "Jaman dahulu di Pacitan hanya ada satu SMA. Maka semua anak Pacitan yang masuk SMA, di SMA itu. Bapak Susilo Bambang Yudhoyono juga bersekolah di situ, maka saya se-alumni dengan Bapak Presiden SBY," kenang Bambang Setiaji.
Untuk dapat menyelesaikan pendidikan di Pacitan bukan dijangkau dengan mudah, karena perjalanananya, cukup jauh dan berliku. Beruntung dengan kemauan dan kesungguhan hati yang kuat semuanya dapat saya lalui dengan baik. "Manjadda Wajada. Siapa bersungguh-sungguh akan berhasil, " ungkap Prof Bambang mengenang pesan yang sering diucap ibu yang sangat dihormatinya.
Putra kedua pasangan Pak Harsono seorang guru SD-Kepala Sekolah SD Tulakan I-Ibu Tentrem ibu rumah tangga, selanjutnya berkata dengan anak delapan berprofesi sebagai Guru SD dan Kepala Sekolah dan seorang ibu rumah tangga kehidupan orang tua saya pada waktu itu cukup berat. Bahkan susah bila anak-anaknya ingin mengenyam pendidikan di perguruan tinggi. "Untuk mewujudkan keinginan saya kuliah diperguruan tinggi. Maka saya dititipkan ke Bulik di Solo. Ikut Bulik, membantu keluarga Bulik, sambil kuliah," kenangnya.
Memahami keterbatasan orang tua, Bambang muda, mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta nyambi bekerja "Sebelum lulus saya sudah bekerja dimana-mana di lingkup Fakultas Ekonomi-UNS. Mulai semester enam saya bekerja di sebuah biro riset sehingga saya ditugaskan ke desa-desa sampai akhirnya lulus S1 (Drs) tahun 1984-Fakultas Ekonomi jurusan Ilmu Ekonomi Study Pembangunan," ungkap Prof Bambang.
Jenjang karir Prof Bambang Setiaji, MS sejak awal ia telah beregelut dalam bidang pendidikan mulai sebagai guru. Dari guru SMP, guru SMA khususnya SMA Muhammadiyah. Kemudian pindah ke Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), menjadi dosen. Di UMS, ia diberi kesempatan menempuh pendidikan S2 dan S3 di Universitas Gajahmada. Gelar MS diraih tahun 1989. Sedang Doktor (S3) Bidang Study Ilmu Ekonomi diraih tahun 2001.
"Saat mengambil S3, saya Sandwich di Universitas Monash Australia (1998) satu semester, untuk mencari pengalaman diluar negeri," tambahnya. Dan Guru Besar-Profesor disandangnya tahun 2003 . Prof Bambang Setiaji, MS, bersyukur selama di UMS mempunyai karir yang baik. Pernah memimpin unit press, sehingga mengenal cetak-mencetak, mengenai buku maupun lembaga penerbitan UMS. Pernah jadi Dekan Fakultas Ekonomi, pernah jadi Ketua Lembaga Pengabdian Masyarakat.
"Pada saat Prof Malik Fajar (dulu menteri Agama RI), menjadi Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta, saya diangkat menjadi Wakil Rektor. Dan mulai Juli 2003 dipercaya memimpin Pasca Sarjana-UMS. "Setelah itu saya menjadi Rektor di UMS mulai 1 januari 2005 berakhir 2008 bulan Desember atau 1 Januari 2009 kalau tidak diperpanjang lagi," urai Prof Bambang Setiaji MS saat bincang-bincang dengan Majalah Gemari, usai acara Ulang Tahun Prof Dr Haryono Suyono ke-72 pada 5 Mei 2010 lalu.
Meski pendidikan menyita hampir seluruh waktunya, belakangan ini Prof Bambang juga menekuni dunia perbankkan. "Muhammadiyah mempunyai Bank Syariah dan saya ditugaskan menjadi wakil Muhammadiyah di perbankkan itu. Saya khusus di bank syariah karena bank syariah ini dekat dengan rakyat. Saya berkiprah disitu dan Insya Allah mulai Januari saya diangkat menjadi dewan pengawas syariah di Bank Jateng," ungkapnya.
Meski sibuk dengan berbagai kegiatan di UMS maupun kegiatan kemasyarakatan lainnya, namun keluarga tidak pernah terlupakan. Itulah manfaat telah tumbuhnya saling pengertian yang baik antara saya dengan isteri, karena intinya sebuah keluarga yang sakinah adalah tumbuhnya saling pengertian dan saling mengisi dalam pelaksanaan pola asuh terhadap anak-anak.
Dalam membina rumah tangga dan mengasuh anak-anak saya memberikan kebebasan kepada anak-anak untuk menentukan pilihan mereka sendiri-sendiri yang penting mereka bisa bertanggung jawab dengan apa yang telah mereka pilih.
Tentang guru sebagai profesi pilihan, disebutkan sepertinya di bawah sadar kita terpola seperti itu. Kakek mbah Darmowiyoto-guru, ayah Pak Harsono-guru, saudara sekandung juga guru (1.Sugeng- guru di SMP di Mojokerto, 2.Bambang Setiaji-Guru Besar, 3. Sutri Sulastri- guru SD di Cakung Jakarta, 4. Priyono-guru SMP Pacitan menempati 'keprabon' (rumah leluhur),5.Widodo- guru SMP di Surabaya,6. Trimurti Stri Waliani- guru SMA di Surabaya, 7. Slamet Suadi dulu menjadi tatausaha di pesantren ini, bukan guru tetapi istrinya guru,8. Arjito menjadi dosen).
Bambang Setiaji yang mempersunting Menuk Hardiningsih, putri pasangan Pak Maribi-Nuryaningsih (Seniman tari klasik terkenal dari Surakarta Hadiningrat, yang sering manggung di kraton, Istana Negara di Jaman Bung Karno dan Pak Harto, bahkan melanglang buana ke luar negeri), dikaruniai enam anak (Ibrahim Fatwa Wijaya SE-tamatan Akuntasi UGM- kini Direktur Pesantren Tinggi Al Es'af, Dina Estova-Sastra Arab UGM-(sudah menikah punya anak satu), Anisa-Fak.Farmasi UMS, Ali Muhammad Sidiq-SMA, Yusuf Sifarohman- SD, dan keenam Raihan-TK. "Raihan sejak umur sebelas bulan diambil anak oleh adik istri. Meski tidak ikut saya tetapi memanggil saya masih bapak ," tambahnya.
Dukungan istri
Sebagai seorang Isteri, Menuk Hardiningsih kata Prof.Bambang merupakan sosok seorang isteri yang baik dan sempurna bagi anak-anak yang dilahirkannya. Beliau setia mendampingi suami yang begitu sibuk di kegiatan masyarakat dari kalangan bawah sampai atas dan dari umum dan ulama.
"Kita memang berjuang berlandaskan agama untuk kemajuan keluarga-keluarga Indonesia. Maka ia mendukung semampunya dan berdoa. "Walau Ia bukan seorang ilmuwan, tetapi bekerja keras membantu suami "sendiko dawuh" (siap melaksanakan tugas) demi kemajuan. " tambah Bambang sembari berharap anak didik Isterinya di pesantren Al Es kelak menjadi seorang akunting jujur dan berkualitas. Agamanya bagus, akhlaknya bagus sehingga mampu membina umat meraih kepentingan dunia dan akhirat.